datar

Saya, setelah putus selama hampir 6 bulan ini terasa datar.. belajar bersyukur seperti hari-hari sebelumnya masih sulit dilakukan. Mau gak mau memang ada yang hilang, sedikit banyak.. entahlah, waktu itu memang saya bahagia, senang dan jujur saya kira dia yang terakhir... tapi, saya menilai terlalu dini dan tidak menyiapkan diri saya untuk kemungkinan-kemunkinan lainnya, belajar dari Broadcast Message yang dikirim seorang teman tentang seorang ayah, anak-anak laki-lakinya dan kuda yang ditemukannya, dan ya, saya menyadari kesalahan saya dengan membuat kesimpulan terlalu cepat.
saya belajar, saya berharap saya benar-benar belajar dalam kesalahan dan kebodohan saya. tapi.. proses memang kadang terasa berat ya, seperti bagaimana saya berproses di sekolah untuk akhirnya mendewasa dan mandiri.
saya masih mau menangis, tapi saya tidak akan melemah karena saya menangis. saya kali ini belajar menghadapi kenyataan. menghadapi pahitnya bertemu mantan di kantor. Kalau beberapa tahun lalu pasti saya sudah mencari kerja lagi, mulai lagi dan begitu terus menerus. ketika sekeliling juga memaksakan saya untuk menikah segera, mereka benar-benar tidak dalam posisi saya jadi ya mereka bisa bilang gitu, berkat seorang sahabat yang sabar menemani saya dalam kondisi ini saya bisa tahan dengan tekanan-tekanan itu, syukurlah.
Tuhan, Allah tau kok apa yang saya rasakan jadi saya berusaha untuk tidak berfikir ini akan berakhir begini-begini saja.
Yang terbaik dari semua ini saya benar-benar menguji kedewasaan saya dalam menerima kenyataan. ya.. jatuh tertunduk untuk berdoa adalah hal yang paling menyenangkan belakangan ini, seperti mendapat apa yang kau benar-benar inginkan. Karena ketika bercerita kepada orang lain sudah bukan pilihan saya, saya tidak lagi memilih untuk mendengarkan orang lain, saya salah? ya biar saja. Asal jalan saya tidak berkelok kemana-mana menurut-Nya itu yang paling baik.
Bismillah saya akan lebih baik dan semakin baik. Amien

biasanya, setiap ada masalah, atau sesuatu yang gak enak saya akan lari, pergi, menghilang. kali ini entah tidak entah belum tapi sepanjang yang saya lalui beberapa bulan ini saya belum memutuskan untuk pergi, padahal ada banyak yang saya rasa menyebabkan hilangnya kenyamanan saya, dan kadang menggelitik pikiran saya untuk pergi. apa kedewasaan itu baru tumbuh sekarang? setelah hidup lebih dari 25 tahun, kedewasaan emang gak bisa diukur dari umur tapi, ya ternyata beda buat saya, butuh seperemapat abad dulu menjadikan saya seperti ini, butuh perjalanan yang jauh dan lama. tapi, gpp saya rasa saya belum sepenuhnya terlambatkan, mudah-mudahan masih ada waktu, masih ada kesempatan yang cukup buat saya lebih nikmatinb hidup saya yang terasa lebih mudah belakangan ini.


tapi, gak bohong juga kalo kadang masih aja terasa sulit dan menekan, lingkungan sih utamanya yang kasih tekanan tersendiri, tekanan yang berbeda daripada tekanan pekerjaan. semua ada kadarnya, ya.. saya sh berharap saya akan mampu aja melakukan segalanya dengan mulus yah? tapi kan... ya, kadang mikir juga kenapa harus gitu,

me and my life

di saat ini, setelah melalui 25 tahun, dari manis sampe getir. ya semua orang juga sama kan? gak ada yang sempurna. sejak kecil jadi seorang yang pemimpi membayangkan di dunia ini cuma rekayasa dan berharap sayalah putri dari kerajaan. hahaha, namanya juga anak kecil, dengan asupan Bobo (majalah anak yang recomended buat anak sd) ya saya jadi pengkhayal saat itu.

setelah kehilangan abang tersayang, ayah. ya kayanya gak ada yang lebih menyedihkan dari itu semua (kecuali kehilangan ibu mungkin ya) termasuk patah hati. jadi, kalo merasa patah hati, putus itu akhir dunia, itu berarti dunia anda sempit. karena cinta bukan disitu aja, and believe me when you lost your family it worst than that.

tapi, sudut pandang semua orang beda-beda, gak ada yang sepenuhnya benar atau salah, ya kan.. Dunia itu relatif tidak konstan, saya percaya itu. jadi kalo ada yang tetep mutusin bunuh diri karena putus cinta, ya terserah aja resiko ditanggung sendiri.

Yapyap, perkenalkan its me and my life